Legenda Ronggolawe dan Kuda Hitam di Desa Trutup

Arya Madukara
By -
0

Gambar: Adipati Ronggolawe melawan Mahesa Anabrang

 

Trutup.id - Di masa lampau, saat Majapahit masih berkuasa, hiduplah seorang kesatria agung bernama Ronggolawe, seorang panglima yang gagah berani dan setia kepada sahabatnya, Raden Wijaya. Dikenal karena keberaniannya, Ronggolawe juga memiliki seekor kuda hitam kesayangan yang selalu menemaninya dalam setiap peperangan. Kuda itu bukan sembarang kuda – ia dipercaya sebagai jelmaan makhluk gaib penjaga tanah leluhur.

Namun, sejarah mencatat masa ketika Ronggolawe merasa dikhianati oleh istana. Dalam kegundahan dan amarah, ia memberontak. Maka pecahlah pertempuran hebat antara Ronggolawe dan Mahesa Anabrang, panglima kerajaan yang diutus untuk menghentikannya. Pertempuran itu terjadi di wilayah yang kini dikenal sebagai Desa Trutup.

Di tengah pertempuran sengit, kuda hitam kesayangan Ronggolawe gugur, terkena tombak dari pasukan lawan. Kuda tersebut gugur tepat di atas batu yang kini dikenal dengan "Watu Jaran". Kematian kuda itu membuat Ronggolawe murka. Dengan cemeti pusaka yang sakti, ia menggempur pasukan lawan, namun pada akhirnya ia sendiri terluka parah.

Sebelum hembusan napas terakhir, Ronggolawe mencabut mahkotanya dan melemparkannya ke udara. Konon, mahkota itu jatuh dan berubah menjadi sebuah batu besar berbentuk wadah masakan yang kini disebut warga sebagai "Watu Dandang". Batu itu masih ada di sekitar desa hingga hari ini.

Cemeti pusaka Ronggolawe, yang diyakini memiliki kekuatan besar, ia tanam sendiri di suatu tanah yang kini menjadi punden dekat waduk di Desa Trutup. Menurut cerita turun-temurun, siapa pun yang berusaha menggali punden itu tanpa izin, akan celaka oleh kekuatan tak kasat mata.

Kusir dan kereta perang Ronggolawe, karena kesetiaan mereka, tak pernah meninggalkan tuannya. Arwah mereka dipercaya menjelma menjadi dua sosok penjaga gerbang Dusun Klaseman, bagian dari wilayah Desa Trutup. Setiap malam tertentu, orang-orang kadang melihat bayangan kereta melintas diam-diam di jalan desa. Konon, barang siapa yang memiliki jabatan yang memasuki wilayah Dusun Klaseman akan mengalami nasib yang kurang beruntung, seperti hilang jabatannya.

Dan kini, Desa Trutup diyakini dilindungi oleh makhluk gaib berupa kuda hitam — penjelmaan dari kuda Ronggolawe. Kuda itu muncul saat desa dalam bahaya, berlari tanpa suara, matanya merah menyala, menjaga batas desa dari ancaman yang tak kasat mata.

Legenda ini terus hidup di hati masyarakat Desa Trutup. Mereka menghormati pusaka, menjaga punden, dan tidak sembarangan berbicara tentang kuda hitam. Sebab mereka tahu, di balik tenangnya desa kecil itu, ada semangat kesatria agung dan kudanya yang masih menjaga tanah ini.

Post a Comment

0Comments

Post a Comment (0)